Yusril dan Bambang Bertemu Disela Debat Cawapres: Kita Adalah Sahabat yang Saling Menghargai
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyempatkan diri untuk bertemu Bambang Widjojanto. Meski Yusril dan Bambang saat ini memiliki perbedaan jagoan di Pilpres 2024, tetapi keduanya tetap akur dalam menjalin hubungan pertemanan.
Yusril Ihza Mahendra sendiri sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, sedangkan Bambang Wijdojanto menjadi anggota Dewan Pakar Timnas AMIN. Mereka bertemu di sela-sela acara debat cawapres pada Minggu malam (21/1/2024).
“Sejenak bertemu dengan Dr. Bambang Widjojanto, sahabat lama saya sesama aktivis dan advokat, disela-sela acara Debat Cawapres tadi malam. Sebagai advokat, kami sering berbeda pendapat, bahkan saling berhadapan satu sama lain di sidang pengadilan. Namun sebagai pribadi, kami tetap sahabat dan menjaga silaturahmi,” kata Yusril di unggahan Instagram pribadinya, Senin (22/1/2024).
Menurut Yusril, perbedaan pendapat, adu argumen dan perdebatan di forum mana saja, apalagi di pengadilan, adalah hal yang wajar. Yang paling penting, jangan lupakan satu hal: “Kita adalah sahabat yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Hubungan pribadi antara kita sebagai sahabat dan sesama manusia janganlah menjadi renggang karena kita berbeda ideologi, pemikiran, aliran dan kepentingan politik,” ungkapnya.
Yusril mengaku belajar perbedaan pendapat belajar dari mentor politiknya yakni almarhum Mohammad Natsir, tokoh Islam dan ketua Masyumi. Kata Yusril, Natsir dengan IJ Kasimo, ketua Partai Katolik. Lebih beda lagi Natsir dengan DN Aidit, Ketua PKI.
“Tapi hubungan antar pribadi mereka tetap baik. Natsir selalu mengirim bunga ketika hari Natal ke rumah IJ Kasimo. Kasimo sering datang ke rumah Natsir untuk berlebaran. DN Aidit sering kali membeli dua cangkir kopi di kantin DPR dan satunya diberikan kepada Natsir. ‘Ini kopi buat Saudara’ kata Aidit,” kenang Yusril.
“Mereka duduk berdua sambil minum kopi dan bercerita ikhwal anak-anak dan keluarga masing-masing. Bahkan Natsir pernah bercerita kepada saya, dia sedang berdiri di gerbang Gedung DPR di Lapangan Banteng, menunggu becak. Tiba-tiba lewat DN Aidit mengayuh sepeda. Aidit berhenti dan berkata, “Bung Natsir, ayo saya bonceng sampai ke Menteng’, tambahnya.
“Maka suatu hal yang tak terbayangkan bisa terjadi dalam sejarah konflik politik negeri ini: Ketua PKI membonceng Ketua Masyumi naik sepeda,” ucap Yusril.